Oleh: Yenni Dian Anggraini, S.Pd., M.Pd.*)
Paradigma pembelajaran matematika selama ini lebih mengenal jenis
soal Close-Ended Question atau soal dengan jawaban tunggal.
Tidak hanya
soal-soal yang diberikan oleh guru di dalam kelas, tetapi soal-soal
dalam buku-buku pelajaranpun banyak menggunakan jenis soal close-ended.
Pada materi Statistik untuk tingkat sekolah menengah misalnya, siswa
hanya diminta mencari rata-rata, median atau modus suatu data.
Perhatikan contoh soal berikut.
Jenis soal 1:
Pendapatan suatu toko asesoris pakaian dalam satu minggu adalah sebagai berikut:
Hari Senin Rp. 5.575.000,-, hari Selasa Rp. 3.050.000,-, hari Rabu Rp. 4.500.000,-, hari Kamis Rp. 2.775.000,-, hari Jum’at Rp. 5.600.000,-, hari Sabtu 6.500.000,- dan hari Minggu Rp. 7.775.000,-.
Pertanyaan:
Pendapatan suatu toko asesoris pakaian dalam satu minggu adalah sebagai berikut:
Hari Senin Rp. 5.575.000,-, hari Selasa Rp. 3.050.000,-, hari Rabu Rp. 4.500.000,-, hari Kamis Rp. 2.775.000,-, hari Jum’at Rp. 5.600.000,-, hari Sabtu 6.500.000,- dan hari Minggu Rp. 7.775.000,-.
Pertanyaan:
a) berapakah pendapatan terendah dan tertinggi dalam satu
minggu?
b) berapakah rata-rata pendapatan toko tersebut selama satu
minggu?
Dengan model soal seperti itu, pada akhirnya mereka hanya memahami bahwa statistik itu hanya berisi rumus-rumus yang banyak, sulit (untuk dihapalkan), dan membosankan. Dalam pemikiran mereka tidak tergambar bahwa statistik merupakan materi yang menarik, menyenangkan, mudah dipahami dan yang terpenting sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Cobalah untuk mengganti soal tersebut dengan soal semacam
ini.
Jenis soal 2:
Pendapatan suatu toko asesoris pakaian dalam satu minggu adalah sebagai berikut:
Hari Senin Rp. 5.575.000,-, hari Selasa Rp. 3.050.000,-, hari Rabu Rp. 4.500.000,-, hari Kamis Rp. 2.775.000,-, hari Jum’at Rp. 5.600.000,-, hari Sabtu 6.500.000,- dan hari Minggu Rp. 7.775.000,-.
Pertanyaan:
a) pada hari apa pendapatan di toko tersebut paling rendah?
dan pada hari apa pendapatannya paling tinggi?
b) berdasarkan jawaban
pada soal (a) menurut Anda apa yang menjadi penyebabnya?
c) menurut Anda bagaimana cara menyajikan data yang baik dan benar agar pemilik toko dapat membaca serta menganalisis pendapatannya dalam satu minggu tersebut dengan mudah? Berikanlah penjelasan pada semua jawaban Anda.
Cobalah bandingkan kedua jenis soal di atas.
c) menurut Anda bagaimana cara menyajikan data yang baik dan benar agar pemilik toko dapat membaca serta menganalisis pendapatannya dalam satu minggu tersebut dengan mudah? Berikanlah penjelasan pada semua jawaban Anda.
Cobalah bandingkan kedua jenis soal di atas.
Tepat! Anda pasti akan
merasa lebih menyenangkan dan tertarik untuk menyelesaikan soal jenis
kedua. Soal jenis itulah yang dinamakan sebagai soal dengan jawaban
terbuka (tidak tunggal) atau Open-Ended Question. Sebagaimana yang
didefinisikan oleh Wikipedia (2008) tentang Closed-Ended Question dan
Open-Ended Question, ialah sebagai berikut:
“A Closed-Ended Question is a form of question, which normally can be answered with a simple “yes/no” dichotomous question, a specific simple piece of information, or a selection from multiple choices (multiple-choice question), if one excludes such non-answer responses as dodging a question, refusing or declaring an inability to answer, etc..”
“An open-ended question is a form of question, opposite to the closed-ended one, which cannot be answered with a simple “yes/no” or a specific piece of information.”
Ada beberapa keuntungan yang diperoleh bagi siswa dan guru apabila digunakan jenis soal open-ended, diantaranya:
- siswa dapat bereksplorasi dengan jawaban mereka,
“A Closed-Ended Question is a form of question, which normally can be answered with a simple “yes/no” dichotomous question, a specific simple piece of information, or a selection from multiple choices (multiple-choice question), if one excludes such non-answer responses as dodging a question, refusing or declaring an inability to answer, etc..”
“An open-ended question is a form of question, opposite to the closed-ended one, which cannot be answered with a simple “yes/no” or a specific piece of information.”
Ada beberapa keuntungan yang diperoleh bagi siswa dan guru apabila digunakan jenis soal open-ended, diantaranya:
- siswa dapat bereksplorasi dengan jawaban mereka,
- siswa juga dapat menerapkan pemahamannya untuk
menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi guru, selain guru dapat menganalisis sampai dimana pemahaman siswa terhadap suatu materi, guru juga dapat mengarahkan dan membantu siswa mengkaitkan pengetahuan yang mereka peroleh di sekolah dengan permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga proses belajar matematika di sekolah akan menjadi lebih bermakna dan menyenangkan.
Pada saat siswa berekplorasi maka siswa akan berusaha mencari berbagai macam alternatif jawaban yang tepat. Proses pencarian alternatif jawaban tersebut membutuhkan tidak saja pemahaman siswa terhadap materi melainkan juga kreativitas siswa. Siswa akan menduga apakah jawabannya sudah benar dan sesuai dengan permasalahan yang ada. Jika jawabannya belum sesuai maka siswa akan menggali lagi informasi yang sudah dimilikinya dan menjawab kembali permasalahan yang ada sampai benar.
Yang menarik, siswa tidak hanya diminta menjawab soal, tetapi siswa juga diminta memberikan alasan atau penjelasan terhadap jawaban yang sudah ia peroleh. Proses inipun akan berlangsung dengan melibatkan kreativitas siswa.
Ada beberapa keuntungan dan sedikit kerepotan bagi guru yang menggunakan jenis soal open-ended. Keuntungan yang diperoleh antara lain guru berfungsi sebagai fasilitator dalam menyelesaikan soal karena siswa yang akan aktif mencari alternatif jawaban dan alasannya. Selain itu guru juga akan lebih mengetahui sampai dimana pemahaman siswa terhadap suatu materi, guru juga dapat mengarahkan dan membantu siswa mengkaitkan pengetahuan yang mereka peroleh di sekolah dengan permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi guru, selain guru dapat menganalisis sampai dimana pemahaman siswa terhadap suatu materi, guru juga dapat mengarahkan dan membantu siswa mengkaitkan pengetahuan yang mereka peroleh di sekolah dengan permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga proses belajar matematika di sekolah akan menjadi lebih bermakna dan menyenangkan.
Pada saat siswa berekplorasi maka siswa akan berusaha mencari berbagai macam alternatif jawaban yang tepat. Proses pencarian alternatif jawaban tersebut membutuhkan tidak saja pemahaman siswa terhadap materi melainkan juga kreativitas siswa. Siswa akan menduga apakah jawabannya sudah benar dan sesuai dengan permasalahan yang ada. Jika jawabannya belum sesuai maka siswa akan menggali lagi informasi yang sudah dimilikinya dan menjawab kembali permasalahan yang ada sampai benar.
Yang menarik, siswa tidak hanya diminta menjawab soal, tetapi siswa juga diminta memberikan alasan atau penjelasan terhadap jawaban yang sudah ia peroleh. Proses inipun akan berlangsung dengan melibatkan kreativitas siswa.
Ada beberapa keuntungan dan sedikit kerepotan bagi guru yang menggunakan jenis soal open-ended. Keuntungan yang diperoleh antara lain guru berfungsi sebagai fasilitator dalam menyelesaikan soal karena siswa yang akan aktif mencari alternatif jawaban dan alasannya. Selain itu guru juga akan lebih mengetahui sampai dimana pemahaman siswa terhadap suatu materi, guru juga dapat mengarahkan dan membantu siswa mengkaitkan pengetahuan yang mereka peroleh di sekolah dengan permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Selain keuntungan tersebut ada sedikit kerepotan yang akan dialami guru ialah proses penilaian terhadap jawaban siswa yang tidak tunggal, yang akan berakibat munculnya banyak jawaban. Guru harus memutuskan mana jawaban dan alasan yang benar, mana jawaban yang benar tetapi alasannya tidak benar, dan mana jawaban dan alasan yang keduanya tidak benar. Untuk model penilaian soal open-ended diberikan alternatif penilaian dengan menggunakan skala Linkert (Metagora, 2008).
Untuk itu harus ditetapkan kriteria penilaian berdasarkan skor, contoh penyekoran: skor 0 diberikan untuk jawaban dan alasan yang kedua-duanya salah, skor 1 diberikan untuk jawaban yang benar tetapi alasan salah dan skor 2 diberikan untuk jawaban dan alasan yang kedua-duanya benar. Masih banyak alternatif penilaian lain yang dapat dikembangkan oleh guru untuk menilai jawaban siswa dengan jenis soal open-ended. Untuk itu diperlukan kreativitas guru tidak saja untuk menyusun dan mengembangkan model penilaian, tetapi juga menyusun dan mengembangkan soal-soal open-ended.
Uraian di atas mungkin bukanlah merupakan solusi yang tepat dalam pembelajaran matematika di kelas Anda. Namun begitu semoga uraian tersebut dapat menjadi wacana yang bermanfaat khususnya bagi para guru mata pelajaran matematika dan umumnya bagi guru mata pelajaran lain.
**artikel diambil dari: http://yennidian.wordpress.com
No comments:
Post a Comment