Islamedia - Sabarlah ikhwan, tak perlu kau yakinkan orang bahwa kau benar dan kita orang baik2.
Dan tak perlu bersedih, kau belum apa2 hanya berita di layar kaca. Menangislah dalam sepimu.
Kebenaran takkan mendua, apa yg membuatmu yakin dan tenang adalah kebenaran.
Sebaliknya kegelisahanmu hanya karena kau belum yakin dengan apa yg kau pegang. Kita memegang janji setia.
Sewaktu janjimu diambil kau masih belia. Dan kau yakin bahwa apapun meski langit runtuh kebenaran akan kita pegang.
Waktu mengayunkan kaki kita, dunia makin gelap. Tanda-tanda makin tak jelas. Dan kita ada di dalamnya.
Dan ketika kau tak sadar kadang kau merasa tak lagi murni dan keresahan mulai merogoh hatimu.
Hela nafasmu sejenak ya ikhwan, lagi2 kau sedang diajar makna ikhlas...karena untuk apakah amal dan kerjamu?
Jiwa kita yg diseret dunia bergetah ini adalah jiwa muda yang lentur kadang2 mudah luntur.
Tataplah langit dan gemintang malam ini. Kau pasti tahu bahwa tidak mungkin ini semua main-main. GUSTI ALLAH ORA SARE.
Kita tidak bekerja untuk partai apalagi untuk manusia yg sangat mungkin bersalah.
Kita tidak bekerja untuk kemenangan suara politik yang kadang dapat menjadi awal bencana kemanusiaan
Kita tidak sedang membangun tahta kuasa. Kita sedang membangun kesadaran bahwa ada yg lebih besar dari kekuasaan.
Dan malam ini kau di sentak kembali oleh satu frasa lama: betapa menggodanya orang punya kuasa.
Kekuasan itu kata franklin, adalah pencipta selera yang paling tinggi.semua orang berduyun mengejarnya.
Ada perempuan, ada laki2 dan ada perantara yang membawa uang kemana-mana. Kekuasaan menggelap mata siapa saja.
Orang2 yg sedang menggunakan kekuasaan super body-nya pun menyangka dia telah aman dari fatamorgana ini.
Lihatlah efek kekuasaan pada semua orang yg dangkal akan sama: sombong, sewenang2 dan tak mau mendengar saran.
Kesombongan tak nampak pada bahasa yg keras atau tinggi tapi pada sikap sok tahu dan merasa selalu benar.
Orang2 ini menggunakan kekuasaannya seperti orang kesurupan. Dan mereka menyebut diri mewakili negara menegakkan moral.
Mereka menganggap negara harus selalu benar dan negara harus selalu menang. Karenanya segala cara menjadi benar.
Takkan lama, semua tirani akan mendapat perlawanan sesuci apapun dalih mereka.
Agamapun yg digunakan untuk melanggengkan tiran akan hancur berkeping dan sirna. Apalagi secuil kuasa extra.
Berniatlah kawan, untuk melawan tirani meski itu melekat pada diri kita sendiri meski kita harus mati.
Dan kesabaranmu akan merontokkan topeng2 badut itu sebentar lagi. Asal niatmu benar.
Karena hanya niat yang benar yang membuat kita bertahan dalam perlawanan.
Karena hanya niat yang benar yang dapat membedakan hukum dan balas dendam.
Dan karena hanya niat yg benar yang dapat membuat kita semua selalu siap dengan segala kemungkinan. Sekian.
https://twitter.com/Fahrihamzah
artikel diambil dari Islamedia
No comments:
Post a Comment