 |
Rahmah El Yunusiyyah |
Oleh: Sarah Mantovani
Apakah semua Perempuan Indonesia tertindas atau terdiskriminasi dan karenanya Perempuan Indonesia, khususnya Muslimah harus dibebaskan melalui ide feminisme
Di antara para pahlawan Nasional, terdapat sederet nama-nama wanita dari berbagai daerah dan beragam cara berjuangnya. Kalau Cut Nyak Dien dan Keumalahayati berjuang dengan mengangkat senjata tanpa mendirikan sekolah, sementara Dewi Sartika berjuang dengan mendirikan sekolah tanpa mengangkat senjata. Tapi selain mereka, lihatlah Rahmah El Yunusiyah, yang berjuang dengan mendirikan sekolah sekaligus mengangkat senjata. Dan ia pertaruhkan seluruh jiwa raganya demi agama.
Jilbabnya yang panjang nan lebar melebihi dada selalu dikenakannya, memperlihatkan didikan dan penanaman agama yang sangat kuat pada dirinya.
“Kalau saya tidak mulai dari sekarang, maka kaum saya akan tetap terbelakang. Saya harus mulai, dan saya yakin akan banyak pengorbanan dituntut dari diri saya”, kata Rahmah El Yunusiyah suatu hari bertekad.
Ia merasa gelisah ketika melihat perempuan di daerahnya belum mendapatkan pendidikan yang sama seperti yang didapatkan laki-laki, utamanya pendidikan agama. Padahal Islam sendiri tidak pernah membatasi perempuan untuk menuntut ilmu. Ia gelisah, karena kaumnya masih terjerat dengan kebodohan dan ia ingin mengeluarkan kaumnya dari jerat kebodohan melalui pendidikan. Rahmah sadar benar bahwa hanya dengan pendidikan lah, ia bisa memajukan kaumnya dan bisa mengeluarkan kaumnya dari ketertinggalan.