20.12.13

Tentang Perayaan Hari Raya: Sudahkah Kita Saling Menghormati Keyakinan?

4.11.13

Ketika aktivis pasca kampus, kader dakwah terkurung rutinitas KERJA

Tulisan ini bukan membahas tentang bagaimana seharusnya seorang aktivis dakwah (utamanya mantan kampus), tapi sekedar ingin berbagi apa yang saya pernah alami.

Mimpi seorang mahasiswa setelah lulus tentu ingin mendapatkan pekerjaan yang layak, hidup mapan, berkecukupan. Saya kira semua ingin seperti itu, termasuk saya.

Tapi yang saya rasakan, ternyata mendapatkan pekerjaan yang layak itu tidak semudah yang dibayangkan, kecuali yang memang bermental enterpreneur barangkali.

Agar penghasilan kita "aman" terkadang kita mesti menggadaikan seluruh waktu kita, konsentrasi kita, juga kesetiaan kita pada lembaga/ orang yang memperkerjakan kita.

Aktivitas pembinaan diri pun kian hari kian sebatas rutinitas. Datang pengajian pekanan thok sudah dianggap cukup. tanpa amal dakwah yang lain. Seiring waktu berjalan rasa ngaji kan kian hambar, tidak datang halaqoh menjadi sesuatu yang terasa lumrah.

3.11.13

Sejarah Syiah dari zaman ke zaman: Surga macam apa yang kau impikan?

ditulis ulang dari www.fimadani.com tanpa perubahan kecuali judul dan gambar

Berangkat dari akidah yang rusak dan absurd, sekte Syi’ah kerap menebar kekejian dan kebiadaban kepada kaum muslimin. Sejarah mencatat lembaran demi lembaran kelam kejahatan mereka dan tidak ada seorang pun yang dapat mengingkarinya. Berikut adalah diantara sebagian ‘kecil’ catatan sejarah kejahatan mereka yang digoreskan oleh para ahli sejarah Islam. Mudah-mudahan kita dapat mengambil pelajaran dan berhati-hati, karena sejarah seringkali terulang.
Jatuhnya Kota Bagdad
Pada tahun 656 H, Hulagu Khan, Raja Tatar berhasil menguasai kota Baghdad yang saat itu menjadi pusat peradaban Islam di bawah kekuasaan Bani Abbasiyyah. Keberhasilan invansi Tatar ini tidak lepas dari peran dua orang Syi’ah. Yang pertama adalah seorang menteri pengkhianat khalifah Muktashim yang bernama Mu`yyiduddin Muhammad Ibnul Alqamy. Dan yang kedua adalah seorang ahli nujum Nashirudin Ath Thusi penasehat Hulagu.

21.8.13

Letter from Dr Mohamed Beltaji to his martyred daughter

ditulis ulang dari www.pkspiyungan.org

Putriku tercinta dan guruku bermartabat Asma al-Beltaji, aku tidak mengucapkan selamat tinggal padamu, tapi kukatakan bahwa besok kita akan bertemu lagi.


Kau telah hidup dengan kepala terangkat tinggi, memberontak melawan tirani dan belenggu serta mencintai kemerdekaan. Kau telah hidup sebagai seorang pencari cakrawala baru untuk membangun kembali bangsa ini, memastikan  tempatnya di antara peradaban.


Kau tidak pernah dijajah diri dengan apa yang menyibukkan mereka dari usiamu. Meskipun studi tradisional gagal memenuhi aspirasi dan ketertarikanmu, kau selalu yang terbaik di kelas.


Aku tidak punya cukup waktu untuk membersamaimu dalam hidup singkat ini, terutama karena waktuku tidak memungkinkan untuk menikmati kebersamaan denganmu. Terakhir kali kita duduk bersama di Rabaa Al Adawiya kau berkata padaku, "Bahkan ketika Ayah bersama kami, Ayah tetap sibuk" dan kukatakan "Tampaknya bahwa kehidupan ini tidak akan cukup untuk menikmati setiap kebersamaan kita, jadi aku berdoa kepada Tuhan agar kita menikmatinya kelak di surga."

30.7.13

Ikhwan Sang Pemenang


Islamedia - Masya Allah, alangkah tidak pantasnya diri ini jika disebut sebagai kader Ikhwanul Muslimin, malu sungguh..baru ngaji 8 tahun ilmu masih sedikit, al quran tidak hapal, hadist bisa dihitung jari..dateng liqo masih terlambat, kadang ga hadir tanpa kabar..sungguh malu melihat keimanan yang terkikis gelombang ombak yang kecil, sedangakan di Mesir sana tak goyah bak karang di hempas gelombang..tegar menantang, cadas dan tajam menggariskan keteguhan, namun diam tak bergeming diterpa gelombang tetap tenang..

Ustad Rahmat Abdullah Allahuyarham pernah berkata bahwa tidak ada IM di Indonesia..yang ada hanya jamaah tarbiyah, mungkin memang sang Murobbi ini malu dengan standar kualitas kader di negeri ini, di Mesir sana sudah 80 tahun IM berjuang menegakkan kalimat tauhid, asam garam telah dirasakan, pahit getirnya kehidupan dijalani dengan tenang, syaikh Hasan Al Hudaiby menegaskan kader IM harus khatam Al Quran 3 hari sekali, bukan di bulan Ramadhan, bahkan di kurungan penjara yang dingin mencekam..Said Qutbh mencapai kegemilangan karya dalam lantai penjara yang usang dan kotor..saat ini pun masih ada kader IM yang sanggup mengkhatamkan Al Quran dalam 1 rakaat shalat, sang Presiden Mursi yang mulia..

Ada yang bilang cara IM salah, langkah kufur kau tempuh, ratusan nyawa melayang tak ada harganya dalam kekufuran..demokrasi bikinan yahudi hanya tipu menipu dan IM menjadi bagiannya..suara-suara itu bergema nyaring meneriakkan kebodohan IM, kau bodoh, kau tertipu, kau ternistakan..

23.5.13

Menyangka baik orang jahat itu lebih baik daripada menyangka jahat orang baik

Oleh: Abdullah Haidir

1. Membela kehormatan org yg belum tentu bersalah tentu lebih baik ketimbang mencelanya. Apalagi jika selama ini dikenal sebagai orang baik…

2. Mencela dan memojokkan, baik dengan bahasa lugas atau sindiran, terhadap saudara yg sedang dilanda tuduhan yang belum terbukti adalah indikasi ‘sakitnya hati’

3. Mana yang lebih dekat dengan adab Islam, membela penuduh yang belum dikenal kepribadiannya atau membela ter tuduh yang belum terbukti kesalahannya tapi sudah dikenal kebaikannya?

4. Pesan Nabi Jelas: Penuduh harus mengajukan bukti, ter tuduh cukup bersumpah jika mengingkari… (HR. Baihaqi)

5. Sebab kalau semua tuduhan langsung diterima, orang akan ramai-ramai melakukan tuduhan terhadap harta dan darah suatu kaum… (HR. Baihaqi)

6. Para ulama mengatakan: Keliru menghukumi bahwa seseorang tak bersalah, lebih baik dibanding keliru menghukumi bahwa seseorang bersalah…

8.5.13

Bersabarlah, Nabi dulu dikucilkan dan diberitakan sebagai tukang tenung

Islamedia - Sabarlah ikhwan, tak perlu kau yakinkan orang bahwa kau benar dan kita orang baik2.

Dan tak perlu bersedih, kau belum apa2 hanya berita di layar kaca. Menangislah dalam sepimu.

Kebenaran takkan mendua, apa yg membuatmu yakin dan tenang adalah kebenaran.

Sebaliknya kegelisahanmu hanya karena kau belum yakin dengan apa yg kau pegang. Kita memegang janji setia.

Sewaktu janjimu diambil kau masih belia. Dan kau yakin bahwa apapun meski langit runtuh kebenaran akan kita pegang.

Waktu mengayunkan kaki kita, dunia makin gelap. Tanda-tanda makin tak jelas. Dan kita ada di dalamnya.

Dan ketika kau tak sadar kadang kau merasa tak lagi murni dan keresahan mulai merogoh hatimu.

Hela nafasmu sejenak ya ikhwan, lagi2 kau sedang diajar makna ikhlas...karena untuk apakah amal dan kerjamu?

4.5.13

Menjadikan Matematika Makhluk yang Begitu Menyenangkan

Oleh: Yenni Dian Anggraini, S.Pd., M.Pd.*)
Paradigma pembelajaran matematika selama ini lebih mengenal jenis soal Close-Ended Question atau soal dengan jawaban tunggal. 
Tidak hanya soal-soal yang diberikan oleh guru di dalam kelas, tetapi soal-soal dalam buku-buku pelajaranpun banyak menggunakan jenis soal close-ended. 
Pada materi Statistik untuk tingkat sekolah menengah misalnya, siswa hanya diminta mencari rata-rata, median atau modus suatu data. 

Perhatikan contoh soal berikut.
Jenis soal 1:
Pendapatan suatu toko asesoris pakaian dalam satu minggu adalah sebagai berikut:
Hari Senin Rp. 5.575.000,-, hari Selasa Rp. 3.050.000,-, hari Rabu Rp. 4.500.000,-, hari Kamis Rp. 2.775.000,-, hari Jum’at Rp. 5.600.000,-, hari Sabtu 6.500.000,- dan hari Minggu Rp. 7.775.000,-.
Pertanyaan: 
a) berapakah pendapatan terendah dan tertinggi dalam satu minggu? 
b) berapakah rata-rata pendapatan toko tersebut selama satu minggu?

Dengan model soal seperti itu, pada akhirnya mereka hanya memahami bahwa statistik itu hanya berisi rumus-rumus yang banyak, sulit (untuk dihapalkan), dan membosankan. Dalam pemikiran mereka tidak tergambar bahwa statistik merupakan materi yang menarik, menyenangkan, mudah dipahami dan yang terpenting sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. 

Cobalah untuk mengganti soal tersebut dengan soal semacam ini.

15.4.13

Distorsi gradient: Bingung jalan ini sedang menanjak atau menurun.


Tulisan ini dituis untuk sekedar mengomentari kehidupan keberagamaan kita di Indonesia ini.



Pernahkah anda berjalan atau berkendara melewati jalan yang begitu landai? Atau pernahkah juga anda berjalan-jalan menyusuri tepian sebuah sungai?
Pernah sekali saja mengira-ira jalan yang sedang anda lalui itu menurun atau menanjak?

Kadang sulit bukan menentukannya? Sejauh yang saya pahami, jalanan kita itu sedikit sekali yang benar-benar kemiringannya 0 derajat. Hampir semuanya lebih besar dari 0 atau lebih kecil dari 0.

Begitu juga dengan kehidupan yang sedang kita lalui sekarang ini, hari ini.

Hampir mayoritas kita sekarang dalam beragama berasal dari apa-apa yang diajarkan oleh pendahulu kita. Keluarga, orang tua, atau sesepuh yg pernah kita temui.

Suka tidak suka, terima tidak terima, tata cara dan semangat keberagamaan kita saat ini masih berbeda dengan tata caranya nabi Muhammad SAW. 

Dan bila kita telisik sejarahnya, Indonesia itu dulu dikuasai oleh hegemoni kerajaan Hindu dan Budha. Kemudian datang para Da'i yang berusaha mengentaskan rakyat Indonesia untuk mengabdi pada Allah yang Haq, saja.

Dalam literatur-literatur sejarah sering kita temui penjelasan bahwa salah satu cara para Da'i untuk mengenalkan ajaran Islam adalah dengan memasukkan nilai dan istilah Islam dalam kebudayaan yang sudah ada sebelumnya.

Dulu di Hindu ada ajaran untuk kirim 'ngabekten' kirim do'a di hari-hari tertentu setelah kerabatnya ada yg meninggal. Oleh para Da'i, budaya kirim do'anya masih dipraktekkan tapi konten doa'nya diubah dengan bacaan surat Yasin dan bacaan-bacaan tahlil.

Dulu di budaya Jawa ada upacara Grebeg yang dimaknai awalnya sebagai bentuk syukur kepada Sang Hyang Penguasa Alam (mungkin maksudnya Dewi Sri/ dewi padi) karena telah memberikan rejeki berupa hasil pertanian. Sehingga bentuk tumpengan Grebeg selalu berupa bahan-bahan hasil pertanian. Lalu kemudian, oleh para Da'i budaya grebeg tetap diadakan tapi kontennya diubah, tujuan syukurnya diubah bukan lagi ke Dewi Sri tapi kepada Allah SWT, dan diperkenalkan istilah baru bernama Sekaten (Syahadat 'Ain; logat lidah jawa. red).

Ada juga mengenai cara berpakaian, dulu tidak pernah dikenal adanya kerudung atau hijab bagi wanita. Lalu diperkenalkan oleh para Da'i dengan sekedar selendang yang taruh di atas kepala ("ditaruh" untuk membedakan dengan hijab yang seharusnya "diikat" untuk membungkus kepala).

Mungkin kita akan mengatakannya mereka para Da'i itu mencampur adukkan yang haq dan yang bathil. Tapi itulah metode yang dipilih. Sekali lagi metode. Bukan tujuan akhir.

Pengamalan masih berada di area minus, tapi progresnya selalu positif. Gradiennya positif atau naik.

Dan sekarang, apa-apa yang dulu dilakukan/dipilih para Da'i itu masih bisa kita temui. Ada juga yang sama sekali sudah hilang.
Sekarang ada beberapa dalam tata-cara keberagamaan kita yang masih berada di area minus, ada juga yang sudah di area plus (di atas nol).

Di titik inilah yang saya maksudkan dengan distorsi gradient. Kita ternyata ada yang masih cukup gamang tentang garis hidup yang kita lewati hari ini sedang naik atau turun atau mendatar penuh. Sehingga ada di antara kita yang keukeuh mempertahankan amalan yang di area minus itu dengan dalih inilah yang dulu diajarkan para kiayi dan ulama pendahulu. Mungkin bagi sebagian kita ada yang punya anggapan apa yang kita dapatkan hari ini dalam tatacara keberagamaan adalah sudah garis lurus, 100 persen sudah benar. Padahal belum sempurna.

Di sinilah kita dipaksa untuk jeli membedakan mana yang masih minus mana yang sudah plus. Sementara harus kita sadari dengan sesadar-sadarnya bahwa selandai-landainya garis itu, gradientnya tetap positif. Artinya yang minus akan ditinggalkan, yang plus akan ditambah terus sampai minusnya hilang sama sekali.

Patokannya apa?
Patokannya adalah apa-apa yang diperbuat Nabi Muhammad SAW. Bukan Nabi selainnya. Meskipun Nabi Ibrahim AS yang pertama kali mengajarkan ibadah Qurban, tapi kita berqurban karena Nabi Muhammad SAW juga melakukannya. Ini untuk menghindarkan kita agar tidak membenarkan hal-hal yang sebenarnya bukan ajaran Islam yang dibawa Rasulullah. Semisal, dulu Nabi Sulaiman bekerjasama dengan seluruh makhluk termasuk jin. Itu khusus untuk Nabi Sulaiman, tapi itu sekarang dilarang dan bukan ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad.

Dan semestinya apa-apa yang dulu Rasulullah tidak menuntunkan, sesegera mungkin kita tinggalkan. Sedikit demi sedikit minimal, karena kita sadar, kita ini sedang bergerak naik dengan gradien positif.

Dan terakhir, bagaimanapun, para wali dan Da'i di era awal Islam di Indonesia ini tetaplah mulia (meski terkesan mereka mencampur adukkan yg haq dan bathil). Asasnya, sang pioneer -meski tak sempurna- tetap lebih mulia daripada orang-orang sesudahnya.

Wallahu A'lam bish showab

7.3.13

Keyboard Asus EEE PC 1015 bermasalah

Beberapa hari yang lalu netbook saya (ASUS eee pc 1015bx) entah kenapa tiba-tiba keyboardnya mengalami trouble. Tombol panah kanan, kiri, atas, bawah bila dipencet efeknya tidak yang seharusnya. Justru efek yang muncul adalah perintah delete.
Sehingga saat ngetik kemudian ingin pindah baris justru malah men-delete semua teks yang telah diketik. Berabe kan...
Akhirnya si netbook saya bawa ke tukang servis (maaf, klo ke servis center mahal booo ^^).
Di sana ternyata setelah rawat inap 1 hari si tukang servis juga tidak menemukan sumber massalahnya. Akan tetapi saat itu (setelah dibongkar oleh tukang servis) kondisi laptop kembali normal. Keyboard normal.
Meskipun saat saya tanya rusaknya di mana, dia juga tidak bisa njawab. Yang penting jadi normal katanya.

Digelontorkanlah biaya servis Rp 50.000,-

Beberapa hari berlalu kemudian, kejadian berulang kembali. Tombol delete klo dipencet tidak memberi efek apa-apa alias mati. Tapi entah di mana salahnya, pas ngetik atau pas nge-klik mouse tiba tiba muncul perintah delete. Dan kadang touchpad tidak merespon ketukan (klik).
Kembalilah mumet kepalaku.

Akhirnya saya googling aja dan yeaa.....nemu solusinya.
Sepertinya, di dalam MB netbook ada kapasitor/media penyimpan tenaga/listrik selain baterai dan colokan adaptor. Media penyimpanan ini akan tetap menyimpan power pada saat laptop hibernate/sleep saat laptop ditutup layarnya. Dan mungkin simpanan setrum tadi akan mempengaruhi signal listrik yag dikirim keyboard saat sebuah tombol dipencet.

Jadi solusinya adalah:
1. Copot semua sumber tenaga pada laptop. Adaptor, baterai, semua lepaskan.
2. Dalam kondisi mati/tanpa power tersebut, pencet tombol power (tombol untuk menghidupkan laptop) beberapa saat (sekitar 10-20 detik rasanya cukup).
3. Pasang lagi sumber power (baterai atau adaptor), dan nyalakan laptop.
4. Yeaa...laptop kembali normal. Keyboard & touchpad beraksi normal.


Dan selamat, masalah tentang laptop anda telah selesai.


** Bila masih belum berhasil, trik selanjutnya adalah:
Saat laptop sedang proses booting pencet tombol Esc + Delete bersamaan sampai keluar menu bios. Dari pengalaman, dengan cara ini keyboard saya jadi normal lagi.